Hard Worker or Smart Worker?

Sunday, February 22, 2009 |

Ya, judul diatas adalah sebuah pertanyaan yang sebaiknya Anda jawab untuk diri Anda sendiri. Apakah Anda hard worker atau smart worker?.

Artikel berikut saya ambil dari lifestyle.okezone.com. Silahkan disimak.

Semua pekerja yang sedang merintis karier tentunya ingin meraih kesuksesan. Untuk mencapai kata sukses, ternyata tidak cukup dengan bekerja keras saja. Kenapa?

Menjadi sebuah konsekuensi logis, bahwa untuk meraih kesuksesan Anda memang dituntut bekerja keras. Itu adalah salah satu nilai lebih yang bakal dilihat oleh perusahaan tempat Anda membangun karier.

Tetapi kerja keras hanya sebuah syarat "cukup" untuk berkarier. Bila Anda tidak bisa mengaturnya dengan baik, hal itu justru bakal mendorong Anda menjadi lupa waktu dan terperangkap dalam rutinitas tugas yang tidak bisa dinikmati lagi.

Menjadi hard worker identik dengan berada lebih lama di kantor sejatinya sudah dianggap tidak lagi efisien. Bahkan, hal ini menjadi aktivitas yang memboroskan. Penambahan jam kerja bisa membuat Anda dinilai tidak memiliki manajemen kerja yang baik sehingga tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat sesuai jam kerja.

Tidak salah kiranya dengan kondisi itu, para pekerja keras sering mengeluh bahwa kerja keras dan pengorbanan terkadang tidak sepadan dengan hasil yang mereka dapatkan. Akan lebih membuat kesal, jika banyak orang yang menurut Anda bekerja lebih santai malah punya karier yang jauh lebih baik dari apa yang Anda miliki.

Menurut Margaret Steen, seorang ahli karier, jika kerja keras tidak sesuai dengan yang didapatkan, maka berhentilah menjadi hardworker. Namun, itu bukan berarti Anda bermalas-malasan, atau tidak mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan baik sebagai seorang karyawan. Berhenti menjadi hardworker berarti waktunya Anda mengubah pola dan mekanisme kerja.

Steen menawarkan cara kerja yang disebutnya sebagai bekerja dengan cara yang cerdas atau smart work. Inti dari bekerja dengan cerdas, yaitu pembagian atau manajemen waktu, melakukan pekerjaan dengan lebih efektif dan efisien. Jangan takut untuk melakukan terobosan-terobosan saat menjalankan kewajiban Anda bekerja.

Cara yang dilakukan, mulailah memusatkan perhatian pada pekerjaan. Kurangi hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian seperti bergosip, membuka situs jejaring sosial, dan sebagainya.

Sebenarnya, hal-hal yang sejatinya sepele itu membuat Anda lebih lama berada di kantor. Dengan fokus pada pekerjaan, semuanya bisa diselesaikan dengan lebih cepat. Hal-hal yang tidak penting, bisa Anda lakukan setelah selesai jam kerja atau ketika pekerjaan tuntas.

Jangan pernah menunda pekerjaan. Sikap tersebut sangat penting, tapi sering diabaikan oleh kita. Sebab, sudah merasa ahli atau berpengalaman dalam bidang yang ditekuni, Anda merasa semuanya bisa diselesaikan dengan cepat dan mudah. Jangan salah, masih tetap dibutuhkan waktu, pikiran, dan konsentrasi untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan seberapa pun ahli Anda dalam melakukannya.

Lakukan terobosan dalam menyelesaikan pekerjaan Anda. Hal yang bisa dicoba, misalnya dengan bekerja menggunakan sistem multitasking.

Sistem ini mengadopsi cara bekerja komputer, di mana alat itu bisa melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu. Komputer bisa memainkan lagu sambil Anda mengetik. Dengan cara ini, Anda bisa mengerjakan dua atau tiga tugas dalam waktu bersamaan agar lebih menghemat waktu. Sudah bukan masanya lagi untuk berpikir bahwa yang satu bisa diselesaikan setelah yang lainnya. Kini, saatnya berpikir literal, banyak hal bisa dilakukan bersama dengan hasil yang tetap optimal.

Dengan bekerja cerdas, Anda telah mengoptimalkan waktu kerja lebih efisien dan efektif. Semakin sederhana kehidupan kerja Anda, makin sedikit waktu kerja, serta semakin besar peluang menambah penghasilan.

Mengapa? Karena Anda akan bisa memiliki banyak waktu untuk mencari side job. Apalagi side job itu adalah hal yang Anda senangi. Jadi pekerjaan sampingan tersebut bisa jadi adalah hobi, tapi hobi menyenangkan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Demikianlah ulasan mengenai hard worker or smart worker? Andalah sendiri yang memilih Anda ingin menjadi apa. Semoga bermanfaat

referensi : okezone.com

Mengapa Saya Belum juga Mendapat Pekerjaan?

Thursday, February 19, 2009 |

Anda sudah mengirim banyak lamaran dan masih saja belum bekerja? atau Anda sudah melakukan tes wawancara dan masih belum berhasil lolos? Kalau hal seperti ini yang Anda alami, coba Anda evaluasi diri, dan mungkin ada beberapa hal yang harus Anda perbaiki dan tingkatkan pada diri Anda.

Berikut ada 10 pertanyaan yang patut Anda tanyakan pada diri Anda sendiri "mengapa saya belum juga mendapat pekerjaan". Silahkan disimak dan dikomentari.

1. Apakah anda memiliki network yang luas?

Saat ini, mencari pekerjaan tidak hanya sekedar mengandalkan ijazah dan hanya pasif menunggu panggilan setelah Anda mengirimkan surat lamaran Anda. Anda harus aktif dan berusaha untuk bertemu banyak orang, berkenalan, dan membangun network Anda.

Cobalah untuk mengemukakan kondisi Anda saat ini yang sedang mencari pekerjaan kepada orang yang Anda temui, mungkin saja orang yang Anda temui memiliki informasi atau bahkan sedang mencari karyawan sesuai dengan kompetensi Anda.

Anda juga sebaiknya membawa CV ataupun membuat blog yang berisi mengenai Curriculum Vitae. Anda juga menambahkan tulisan, ide, pikiran, gagasan Anda dalam blog Anda tersebut sesuai dengan kompetensi Anda. Setiap kali Anda bertemu dengan orang, coba Anda informasikan hal-hal tersebut, siapa tahu Anda bertemu dengan orang yang sedang mencari pekerja seperti Anda.

2. Apakah Anda sudah mencari informasi semaksimal mungkin?

Selama ini, darimana saja sumber informasi lowongan yang Anda dapatkan? koran, internet? Bagi Anda yang mungkin hanya mengandalkan satu media saja dalam mencari lowongan, cobalah untuk menambah sumber informasi lagi melalui media-media yang lain, misalnya milist alumni, radio, internet, koran, buletin, majalah, dan media-media yang lain.

Namun demikian, dari sekian banyak media tersebut, umumnya yang paling efektif sebagai sumber informasi lowongan adalah teman Anda yang sudah bekerja atau dalam makna yang lebih luas adalah jaringan Anda, bisa misalnya kakak kelas angkatan kuliah Anda yang sudah menjadi manajer di sebuah perusahaan, atau saudara Anda yang sudah memiliki jabatan, dan cara-cara lainnya.

3. Apakah Anda memiliki target perusahaan tertentu yang Anda lamar?

Cara mencari kerja yang efektif adalah dengan cara melakukan penelitia terlebih dahulu terhadap perusahaan yang Anda targetkan. Misalnya Anda ingin bekerja di Astra Groups, maka yang perlu Anda lakukan adalah mencari infomasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber tentang kapan biasanya Astra membuka lowongan, posisi apa saja yang dibutuhkan, cara apply lamarannya bagaimana, apa saja yang perlu dipersiapkan, dll. Anda bisa bertanya kepada senior Anda, teman, saudara, atau mencari informasi di internet.

Jika Anda telah melakukan riset tersebut, Anda dapat mendekati mereka menggunakan berbagai teknik pencarian kerja , antara lain;

- Mengirimkan surat lamaran yang mampu mengesankan perusahaan dikarenakan pengetahuan Anda akan perusahaan tersebut.
- Menggunakan jaringan yang Anda miliki untuk menemukan orang yang memiliki akses untuk masuk ke dalam perusahaan target Anda.
- Melakukan wawancara dengan orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan target Anda.
- Memperhatikan iklan di media cetak maupun internet dari perusahaan target Anda namun jangan hanya menunggu iklan ini saja.

4. Apakah Anda sudah mencurahkan cukup waktu untuk mencari kerja?

Banyak ahli yang percaya bahwa mencari kerja seharusnya dilakukan secara full time. Jika anda masih menempuh pendidikan ataupun masih bekerja sementara mencari pekerjaan yang lebih baik, waktu yang Anda miliki seringkali menjadi penghambat. Usahakan untuk mencurahkan waktu sebanyak yang Anda bisa. Lakukan kontak dengan orang-orang dalam jaringan setiap hari dengan tujuan menyusun wawancara dengan kontak Anda atau orang-orang yang tertarik dengan kualifikasi Anda.

5. Apakah Anda tetap mengikuti setelah mengirimkan CV anda?

Apakah Anda hanya mengirimkan CV beserta surat lamaran Anda dan selanjutnya hanya berharap? Atau Anda mnenelepon atau mengirim e-mail untuk melihat apakah Anda dapat menyusun janji wawancara? Perlu diingat bahw mereka yang secara proaktif mem-follow-up akan lebih mungkin mendapatkan wawancara.

6. Apakah anda tidak juga mendapatkan wawancara?

Jika Anda sudah mem-follow-up namun belum juga mendapatkan kesempatan wawancara, kemungkinan besar masalah terletak pada surat lamaran atau CV Anda. Anda mungkin membutuhkan tenaga profesional untuk mereviewnya. Sumber lain yang dapat Anda gunakan adalah college-career service Anda. Bahkan jika Anda sudah lama lulus, jasa ini melayani alumni. Alternatif lain, anda dapat menggunakan jasa penulis resume.

7. Bagaimana dengan kemampuan wawancara Anda?

Nah, hal ini pernah kita bahas sebelumnya, coba Anda simak artikel posting sebelumnya jika Anda belum membaca.

Anda sudah melakukan banyak wawancara namun belum mampu sekalipun melewati tahapan ini, bagaimana solusinya? Jika Anda mengalami hal ini, maka Anda sebaiknya mengasah ketrampilan wawancara Anda. Berlatihlah !.

Anda dapat berlatih dengan teman Anda, kakak Anda, atau bahkan Anda dapat menggunakan jasa profesional untuk membantu Anda menghadapi wawancara kerja. Atau Anda dapat mendatangi lembaga psikologi yang menawarkan jasa psikotest plus analisa kompetensi Anda da lewat lembaga tersebut Anda coba melamar pekerjaan.

8. Apakah Anda menanyakan apa kesalahan Anda?

Setelah menerima penolakan dari perusahaan, apakah Anda menanyakan kekurangan Anda atau apa yang sebenarnya dapat Anda lakukan dengan lebih baik? Pada umumnya perusahaan tidak akan memberikan jawaban yang jujur. Namun ada kemungkinan bahwa Anda akan menemukan orang yang simpatik yang dapat memberikan penilaian mengenai wawancara Anda.

Meskipun ternyata hanya ada satu orang yang bersedia mengungkapkan pendekatan yang lebih efektif bagi Anda, akan lebih baik jika Anda tetap bertanya. Meskipun Anda ditolak, tetap yakinkan perusahaan bahwa Anda masih tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut. Teknik ini terbukti brhasil bagi banyak pencari kerja sewaktu orang yang dipekerjakan oleh perusahaan ternyata tidak tepat.

9. Apakah Anda sudah minta doa restu orang tua Anda?

Hal ini sebenarnya tidak ada korelasi teknis secara langsung dengan topik yang kita bahas. Namun demikian, meminta restu orang tua merupakan suatu dorongan moral yang memiliki kekuatan luar biasa dari restu orang tua kita melalui doanya.
Cobalah untuk selalu meminta doa orangtua khususnya ibu Anda sebelum Anda berangkat menghadapi tes kerja.

Demikianlah 9 pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri Anda mengapa saya belum mendapat pekerjaan.

Semoga bermanfaat

Menghadapi Kritikan di Tempat Kerja

Thursday, February 12, 2009 |

Anda pernah merasa banyak dikritik oleh senior di tempat kerja? bahkan Anda pernah dikritik hingga merasa sakit hati? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya tidak membutuhkan jawaban, karena mungkin sudah menjadi hal yang biasa seorang bawahan mendapat kritikan dari atasan dengan berbagai macam cara. Ya itulah salah satu resiko menjadi karyawan.

Kalau Anda tidak bersedia dikritik, ya Anda harus jadi atasan. Lha bagaimana cara jadi atasan? ya bersabar dulu, kalau nggak sabar, ya Anda bikin perusahaan sendiri, maka otomatis Anda jadi bos. Wah agak melenceng nih dari topik semula.

Kita kembali mengenai mendapat kritikan di tempat kerja. Bagaimanakah sebaiknya sikap kita menghadapi kritikan di tempat kerja? Dan bagaimana cara yang baik mengkritik teman kerja?

Mari kita bahas mulai dari bagaiman reaksi seseorang ketika menghadapi kritikan? Umumnya, ketika ada yang melontarkan kritik, reaksi awal kita umumnya adalah kesal dan marah. Apalagi jika kritik itu diucapkan dalam intonasi tinggi, olok-olokan, atau nada pedas.

Selanjutnya. ketika emosi telah mereda, sebaiknya kita memikirkan secara bijaksana terhadap kritikan tersebut. Cobalah Anda teliti apakah kritikan tersebut positif atau memang kritikan yang cuman asal. Kritikan yang positif merupakan kritikan yang memberi masukan kepada kita untuk melakukan evaluasi diri untuk meningkatkan performance kita. Sedangkan kritik yang hanya asal, umumnya hanya berdasarkan sentimen pribadi, kritik seperti ini tidak perlu diperdulikan dan dipikirkan karena hanya akan menambah beban pikiran Anda.

Untuk mengevaluasi kinerja anda di kantor, Anda dapat memulainya dari merubah pola kerja Anda, mengganti suasana meja kerja, bahkan cara bergaul di tempat kerja. Mungkin anda merasa merasa telah melakukan semua dengan benar, namun terkadang kita harus melihat sesuatu dari sisi orang lain. Anda bisa mencari tahu mengenai persepsi rekan kerja terhadap anda, misalnya di saat mengobrol atau diskusi kecil-kecilan. Atau anda bisa membuat kuesioner yang berisi point-point tertentu dan meminta mereka mengisinya.Mungkin anda akan menemukan hal-hal dari diri anda yang bisa dikembangkan atau diperbaiki

Selanjutnya, jika anda anda berada di posisi “pengkritik” , terlebih dahulu kenali pribadi dan posisi individu yang ingin anda kritik. Jika atasan anda, anda harus menyampaikan kritikan tersebut tanpa “menjatuhkan” image beliau sebagai seorang atasan. Bila ingin mengkritik teman, sebaiknya gunakan dengan bahasa yang positif atau dengan bercanda Dengan demikian, kemungkinan kritikan anda disimak akan lebih besar tanpa harus membuat orang tersebut merasa tersinggung atau sakit hati.

Nah demikianlah sedikit tips bagaimana menghadapi kritikan di tempat kerja. Semoga bermanfaat.

Interview atau wawancara kerja merupakan suatu tahapan yang penting dalam sebuah proses rekrutmen. Untuk itu, perlu adanya persiapan yang optimal untuk menghadapi wawancara kerja dengan harapan proses wawancara kerja akan berjalan dengan sukses dan sesuai dengan harapan.

Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan saat menghadapi wawancara kerja? Berikut ini ada beberapa poin penting yang perlu Anda perhatikan saat menghadapi wawancara kerja.

1. Persiapan Mental

Persiapan mental disini sangat erat kaitannya dengan persiapan Anda dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh pewawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara seringkali merupakan pertanyaan yang tak terduga. Bila Anda tidak mempersiapkan dengan baik, bisa jadi Anda hanya akan terdiam, tak tahu harus menjawab apa, dan tentunya hal ini akan mengurangi nilai impresi Anda saat awal bertemu dengan calon atasan Anda.

Trus bagaimana persiapan terbaik menghadapi pertanyaan dalam wawancara kerja? Persiapan terbaik adalah dengan belajar dan mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan wawancara kerja. Misalnya, membaca buku seputar menghadapi wawancara kerja, mencari informasi di internet seputar tips menghadapi wawancara kerja, berdiskusi dengan teman yang sudah berpengalaman menghadapi wawancara kerja, atau bahkan berkonsultasi dengan lembaga yang memberikan jasa konsultasi seputar dunia kerja (beberapa kampus di Indonesia telah memiliki lembaga semacam ini), dan berbagai sumber lain.

Khusus untuk menghadapi wawancara dalam bahasa Inggris, tentunya Anda juga memperlukan persiapan dalam menjawab pertanyaan dalam wawancara dengan menggunakan bahasa inggris. Ada sebuah buku (ebook) yang bagus menurut saya yang bisa saya rekomendasikan untuk dibaca, yang berjudul How to Answer Interview Question, selengkapnya Anda bisa melihatnya di blog ini. Anda juga dapat mendownload bukunya dengan gratis.

Dalam buku tersebut terdapat panduan bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis misalnya Apa kelemahan Anda? Ceritakan mengenai diri Anda? dan berbagai pertanyaan lainnya.

Persiapan yang lain adalah cobalah mencari tahu mengenai informasi seputar perusahaan yang akan mewawancarai Anda. Misalnya berkaitan dengan visi dan misi perusahaan, produk, sejarah, atau sesuai bidang yang Anda lamar.
Khusus bagi "fresh graduate" banyak-banyaklah belajar bagaimana menghadapi wawancara, termasuk istilah-istilah yang sering diutarakan dalam wawancara.
2. Penampilan

Penampilan merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi poin lebih bagi Anda, meskipun hal ini bukanlah suatu hal yang mutlak. Berikut beberapa tips bagaimana penampilan yang baik dalam wawancara kerja:
- Kenakan pakaian rapi, formal, dan nyaman
- Pakailah sepatu formal dan bersih. usahakan untuk disemir
- Datanglah lebih awal dari waktu yang ditentukan untuk wawancara.
- Gunakan wewangian yang proporsional, jangan terlalu berlebihan
- Rambut, kuku, kumis, dll hendaknya diperhatikan
- Usahakan tampil beda dengan pelamar lainnya. Misalnya kenakan stelan yang berwarna cerah dengan tetap memperhatikan kesopanan.
- Percaya diri (tidak minder) meskipun melihat pelamar lainnya terlihat memiliki penampilan yang lebih
- Berpikirlah positip. Menurut hukum Law of Attraction, ketika Anda memikirkan sesuatu hal yang negatif, segala hal yang Anda pikirkan akan tertarik oleh diri Anda dan selanjutnya akan terjadi pada diri Anda. Jadi selalu berpikirlah positip, toh tak ada nilai negatifnya.
- Berdoa. memohon kepada Tuhan untuk kelancaran proses wawancara Anda.

3. Saat Proses Wawancara Kerja

Saat proses wawancara berlangsung ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu
- Saat akan memasuki ruangan, ketuklah pintu dengan sopan dan ucapkan salam atau menyapa orang yang ada dalam ruangan, mintalah ijin untuk memasuki ruangan
- Saat memasuki ruangan, berjalanlah dengan tegap, gaya yang sigap dan kedua lengan mengibas dengan bebas.
- Sodorkan tangan untuk bersalaman tangan dengan pewancara (jangan lupa untuk tersenyum). Jabat tangan dengan mantap, tapi jangan berlebihan. Jabatlah tangan pewawancara dengan menatap matanya.
- Jangan duduk dahulu sebelum pewawancara mempersilahkan
- Usahakan menjawab pertanyaan dengan menggunakan ekspresi, misalnya senyuman, atau ekspresi yang sesuai dengan jawaban Anda.
- Buat kontak mata. Dalam arti disini adalah Anda hendaknya memandang lawan bicara Anda yaitu pewawancara. Tidak perlu terus menerus. Sesekali alihkan pandangan ke arah lain agar pewawancara tidak merasa dipelototi. Kontak mata yang baik mencerminkan Anda sebagai orang yang percaya diri dan jujur.
- Tidak berbuat hal-hal yang bernilai negatif, misalnya menyilangkan tangan di dada, memasukkan tangan di saku, mengetukkan atau meremas jari, mengumam, menguyah permen karet, menggaruk kepala atau memilin rambut dengan jari, apalagi melepas sepatu meskipun kaki anda tersembunyi di bawah meja.
- Bicaralah dengan rileks dan ritme suara yang tidak monoton. Ini akan menunjukkan diri Anda adalah orang yang luwes atau dinamis.

Tips yang terakhir namun penting :
Wawancara adalah saat “menjual” diri anda. Berkomunikasilah secara rileks namun tetap sopan, komunikasi dua arah, anggap pewawancara layaknya seorang teman yang menyenangkan. Selain membuat lebih tenang , pewawancara juga merasa lebih dekat dengan anda sehingga mau “berbagi cerita” lebih banyak.

Nah demikianlah beberapa tips seputar menghadapi wawancara kerja. Semoga bermanfaat.

Tips Sukses Agar Tidak dibenci Atasan

Wednesday, February 4, 2009 |

Bagi seorang karyawan, rasa tidak nyaman dalam bekerja bisa membawa pengaruh negatif dalam pekerjaan Anda. Rasa tidak nyaman tersebut salah satunya adalah karena Anda merasa dibenci atasan atau tidak disukai oleh atasan. Bila rasa seperti itu telah timbul dalam diri Anda, berada di tempat kerja serasa lama banget dan Anda ingin rasanya meninggalkan tempat kerja, pergi sejauh-jauhnya. Betul ngga? Nah bila sudah seperti itu, kerjaan Anda akan semakin tidak produktif. Lalu bagaimana solusinya?

Berikut ini beberapa tips agar Anda tidak dibenci oleh atasan Anda, bahkan sebaliknya Anda akan "dirindukan" oleh atasan Anda. Apa saja tips sukes tersebut?

1. Jadilah orang yang dapat dipercaya
Semua atasan pasti senang apabila bekerja sama dengan anak buah yang dapat dipercaya, bisa memegang kepercayaan dengan baik. Hal ini erat kaitannya dengan kejujuran, usahakan Anda selalu mengatakan hal yang sebenarnya. Sekali Anda mengkhianati atau berlaku tidak jujur kepada atasan Anda, itu akan menjadi satu nilai negatif bagi diri Anda. Dan percayalah bahwa ketika Anda mencetak satu nilai negatif, maka untuk membuat nilai positif Anda perlu usaha hingga 3 kali lipat atau lebih.

2. Selesaikan tugas dengan baik
Sebagai seorang karyawan, tugas sudah merupakan sebuah kewajiban yang harus dijalankan. Oleh karena itu, selesaikan semua tugas Anda dengan baik dan tepat waktu. Bahkan kalau Anda bisa, selesaikan tugas Anda sebelum deadline yang telah ditentukan oleh atasan Anda.

3. Tidak melempar tanggung jawab
Bila Anda melakukan kesalahan, jangan sekali-kali Anda menyalahkan orang lain. misalnya, supplier terlambat mengirim bahan baku dan hal tersebut karena Anda lupa menelpon supplier, maka jangan sampai Anda bilang ke atasan Anda bahwa itu kesalahan dari supplier. Atau Anda menyalahkan rekan kerja Anda dengan alasan ini itu dsb.

4. Tunjukkan pada Atasan Anda bahwa Anda memiliki kapabilitas
Hal ini berkaitan dengan tips #2, Anda tidak hanya mampu menyelesaikan tugas saja, tetapi Anda mampu memberikan lebih dari tugas yang diberikan oleh atasan Anda. Selain itu, Anda juga mampu memberikan ide-ide baru dan solusi baru yang dapat memberikan value kepada perusahaan Anda.
Bahkan kalau memungkinkan, mintalah tugas tambahan yang mungkin dapat Anda kerjakan.

5. Tunjukkan bahwa Anda adalah karyawan yang memiliki Dedikasi
Dedikasi bisa diartikan pengabdian. Seorang karyawan yang memiliki dedikasi bisa diasosiasikan dengan memiliki loyalitas yang tinggi. Karyawan yang berdedikasi tinggi bersedia meluangkan waktunya di luar jam pekerjaan tanpa mempersoalkan apa timbal baliknya bagi dirinya.

6. Ajukan diri Anda untuk melakukan sesuatu hal yang sulit
Hal ini akan mampu meningkatkan nilai plus Anda di depan atasan dengan cepat. Ajukan diri Anda untuk menangani sebuah pekerjaan yang mungkin sulit dan banyak orang yang mencoba menolaknya. Misalnya ada proyek baru di perusahaan Anda, cobalah untuk mengajukan diri Anda untuk menjadi pimpinan proyek sertakan juga alasan mengapa Anda mengajukan diri dan berbagai hal yang akan Anda lakukan jika menjadi manajer proyek tersebut.
Bila Anda berhasil melakukan ini, maka Anda dapat dengan cepat mendapat poin lebih di depan atasan Anda.

7. Usahakan Anda menjadi orang yang paling dibutuhkan Atasan Anda
Tidak semua bos mampu menangani semua hal. Kenalilah atasan Anda dengan baik, carilah apa yang kira-kira tidak dapat dilakukan oleh atasan Anda dan Anda dapat melakukannya, kadang-kadang ini hanya hal sepele. misalnya Laptop atasan Anda sedang hang karena terkena virus, walaupun Anda bukan orang IT misalnya tapi Anda mampu membersihkan laptop tersebut dari virus.

8. Tunjukkan bahwa diri Anda selalu bergairah untuk bekerja
Siapa sih yang suka melihat orang loyo, lesu, pasang wajah cemberut, atau selalu kelihatan murung? pasti semua orang tidak suka. Nah usahakan diri Anda selalu terlihat gembira dan bergairah dalam bekerja. Ini merupakan hal sepele tapi bisa menjadi penentu faktor membentuk kenyamanan Anda dalam bekerja.

Nah, itulah sedikit tips sukses agar tidak dibenci oleh atasan.